Sinopsis 38 Task Force Episode 1 Part 1
Sinopsis 38 Task Force Episode 1 Part 1
Cerita dimulai
dari seorang pria gemuk bernama Sung Il yang berlari dengan langkah panjang,
suaranya terengah-engah. Ia teringat percakapannya dengan rekan kerjanya yang bernama
Min Sik. Ia berbeda pendapat dengan Min Sik mengenai pekerjaan yang mereka
lakukan. Sung Il berlari ke sebuah gedung, ia menuju ke atap. Saat tidak
menemukan apapun di ataap, ia berlari lagi menuruni tangga menuju ke baseman. sampai
di baseman, masih dengan napas terengah-engah ia celingak-celinguk khawatir
mencari mobil. Saat menemukan sebuah mobil yang ia cari, Sung Il
menggedor-gedor pintu mobil yang tertutup rapat. Ia berteriak memanggil Min Sik
yang berada di dalam mobil yang sudah penuh uap. “bangun Min Sik” Sung Il
mencoba membuka pintu mobil tetap tidak bisa akhirnya ia memecah kaca mobil
dengan tangannya.......
Enam Tahun
Kemudian.....
Di kantor Pajak
Balai Kota Seoul, semua pegawainya sedang mengerjakan kesibukannya
masing-masing. Di salah satu divisi, seorang wanita bernama Sung Hee sedang
berbicara di telpon dengan salah satu penunggak pajak... “pernyataan bangkrut
bukan berarti pajaknya bisa dikurangi....------..... benar. Semua hal sudah
disimpan secara digital, anda diharuskan membayar pajak menurut hukum... jadi,
kami.....” sepertinya penunggak pajak yang dihubungi Sung Hee tetap tidak mau
membayar pajak. Ia menghela napas. Kemudian memanggil kepala divisi yang berada
di seberang mejanya. Namun, kepala divisi yang dipanggil tidak menyahut. Kepala
sedang sibuk dengan pelajaran bahasa inggris yang dipelajarinya dengan
menggunakan headset... “apa? kamu bicara apa?” kata kepala, ia adalah Sung Il. Sung
Hee memberi tanda di telinga... lalu Sung Il melepas headsetnya..
“ada apa” sahut
Sung Il. “ini tentang Kim Eun Suk. Sepertinya kita harus menggeledah rumahnya”
jawab sung Hee. “baiklah, sekarang jam berapa” tanya Sung Il. Sung Hee melihat
jam tangannya. “jam 11”... baiklah semuanya bersiap pergi.... perintah Sung Il
pada semua anak buahnya.
Sung Il dan 4 anak
buahnya bergerak pergi keluar. Mereka menuju ke sebuah pabrik. Saat tiba di
pabrik yang dituju, mereka dihadang. Pemilik pabrik tersebut adalah Cho Bong
Gi... ia berteriak tidak memiliki uang untuk membayar pajak. Sung Il dan anak
buahnya tidak bisa menggeledah. Mereka dihadang oleh biruh pabrik dan preman.
Rutinitas harian
bagi Sung Il yang menjadi kepala divisi penarikan pajak yaitu ditolak,
diperlakukan tidak menyenangkan, dihadang preman, disemprot, digigit dan
berbagai macam perlakuan saat bertugas menarik pajak kepada para penunggak pajak. Baginya, hal
itu sudah biasa. Namun semua itu tidak meruntuhkan semangat kerjanya.
Suatu siang, Sung
Il dipanggil oleh atasannya. Atasannya basa-basi ingin makan jajangmyeon
bersama Sung Il. Ia menyajikan jajangmyeon untuk Sung Il dan juga untuknya
sendiri. Atasan bercerita bahwa ia diinterogasi oleh pusat. “Mereka bertanya kenapa
jumlah tunggakannya tidak berkurang” jelas atasan. Atasan menyindir Sung Il
secara halus agar pembayaran pajak yang ditargetkan bisa tercapai. Sung Il
paham maksud atasannya.... Sung Il hanya diam mendengarkan. Atasan menyuruh
sung Il agar makan Jajangmyeonnya, saat Sung Il makan dengan lahap, atasannya
malah berkata “aku heran bagaimana kau bisa makan begitu lahap” Sung Il
kemudian berpamitan akan meneruskan pekerjaanya.
Sung Il menuju
meja kerjanya. Ia bertanya pada Sung Hee siapa penunggak pajak terbesar di
daftar penunggak pajak. Sung Hee mengambil sebuah catatan. “namanya Ma Jin
Seok. Tunggakanya, pajak daerah 252.000 dolar dan 5.250.000 dolar untuk pajak
negara. Ma Jin Seok sudah diingatkan namun tetap tidak mau membayar pajak. Akhirnya
Sung Il memutuskan untuk pergi menggeledah ke apartemen mewah milik Jin Seok di
Chungsam-dong. Mereka bersiap pergi. Namun pak Ahn, kepala divisi lain
memanggilnya. Ia ingin meminjam uang pada Sung Il... namun Sung Il tidak
memiliki cukup uang untuk dipinjam. Pak Ahn bercerita bahwa ia ditipu... bukan
hanya dia, tapi juga pak Yoon, pak Han dan pak Cho. Sung Il segera mengakhiri
pembicaraan mereka, sebab ia dan anak buahnya harus segera pergi mengeledah.
Saat di perjalanan
mereka membicarakan pak Ahn yang kena tipu. “mereka tertipu karena terlalu naif
dan bodoh” Sung Il ikut nimbrung dalam pembicaraan. Salah satu diantara 4 anak
buahnya menjawab bahwa orang yang paling naif dan bodoh adalah Sung Il” ia
mungkin lupa bahwa Sung Il sedang semobil dengannya. Namun Sung Il
memaafkannya. “sekali ditipu itu tidak apa-apa, dengan ditipu kamu akan tau
posisimu” kata Sung Hee memecah suasana.
Di kantor balai
Kota Seoul, ada pegawai yang mendatangi divisi penarikan pajak. Namun kantor
dalam keadaan sepi. “kemana semua orang pergi?” tanyanya paa satu staf yang
tersisa di sana. “tim kami sedang menemui penunggak pajak” jawab si staf cewek.
“rumah siapa yang mereka geledah? Memang perlu banyak orang?” tanyanya lagi. “aku
tidak tahu namanya, yang ku tahu mereka menemui penunggak pajak terbesar”. Jawab
si staf. Pria yang bertanya itu terlihat kaget, kemudian ia berlalu dari divisi
tersebut sambil menghela napas.
Seorang pria kaya
sedang berjalan menuju mobilnya diiringi pengawal di kanan kirinya. Ia menerima
telpon dari pak Jung. Pria tersebut berjanji akan menggandakan uang pak Jung 20
kali lipat, dan kemudian ada telpon masuk lagi di ponselnya. Ia menyapa hangat
seseorang yang menelponnya.. kemudian ia terkejut mendengar berita lanjutan
dari penelpon.
Disebuah rumah,
seorang wanita sedang bertanya kepada pembantunya. Ia mencari ponselnya. Pembantunya
menyerahkan ponsel yang ada di kursi kepada majikannya. Ia mendapat telpon dari
suaminya , Jin Seuk. Jin Seuk memberitahu istrinya bahwa sebentar lagi penagih
pajak akan datang ke apartemen mereka. Jin Seuk menyuruh istrinya menyembunyikan
segala sesuatu yang berharga.
Sung Il sampai di
gedung yang sangat tinggi.
Sung Il dan ank
buahnya turun dari mobil dan menuju ke gedung apartemen. Apartemen Ma Jin Seuk
ada di lantai paling atas. Namun, petugas keamanan apartemen mengawasi mereka
dari berbagai arah. Petugas keamanan sudah diberitahu bahwa akan ada petugas pajak
dari balaikota akan menggeledah. Sung Il dan anak buahnya dihadang oleh petugas
keamanan.
Istri Ma Jin Seok
mendapatkan info dari petugas keamanan bahwa petugas penarik pajak sudah berada
di lobi. Ia bingung harus bagaimana. Ma Jin Seok menginstruksikan untuk
menyembunyikan semua barang berharga ditempat aman. Matahari sebentar lagi
tenggelam. Dan menggeledah di saat matahari terbenam itu illegal. Jawab Jin
Seok.
Wanita itu
mengambil semua perhiasannya dari lemari, kemudian ia masukkan dalam tas lalu disembunyikan di
microwave dan oven. Semua uang disembunyikan di toilet. Jam tangan dan banyak
barang berharga lain disembunyikan di bawah tempat tidur, di mesin cuci, dan
juga di sofa.
Sung Il Dan anak
buahnya masih terjebak di lobi, mereka dorong-dorongan. Akhirnya Sung Hee
berhasil meloloskan diri dan langsung masuk lift naik ke lantai 27 tempat apartemen
Ma Jin Seok. Sesampainya di depan pintu apartemen. Sung Hee memencet bel. Awalnya
tidak ada jawaban. Namun istri Jin Seok akhirnya berani menjawab. Sung Il
menelpon Sung Hee, ia dan ank buah lainnya masih berada di lift lantai 7..,
mereka semua berantakan. Sung Il memerintahkan untuk memeriksa setiap perabot
rumah, mesin cuci dll. Properti akan mereka bekukan.
Sung Hee masuk ke
dalam apartemen. Ia menjelaskan pada istri Ma Jin Seok bahwa suaminya mempunyai
tunggakan ke daerah juga ke negara. Istri Jin Seok pura-pura tidak tahu. Rombongan
Sung Il datang dan masuk ke dalam apartemen. Mereka langsung menggeledah
perabotan di sana-sini dan menemukan semua barang berharga yang
disembunyikannya tadi. “apa kau terbiasa mencuci perhiasanmu di mesin cuci?”
tanya Sung Hee pada wanita itu. semua properti berharga di rumah itu diberi kertas bahwa barang sita.
Apakah Sung Il dan
anak buahnya cukup punya waktu untuk menyita harta Ma Jin Seuk? Lanjut ke
Sinopsis 38 Task Force Episode 1 Part 2
0 Response to "Sinopsis 38 Task Force Episode 1 Part 1"
Post a Comment